Mode ini digunakan untuk membantu anda ketika
membangun sebuah jaringan pointing. Ketika sinyal yang didapatkan
oleh perangkat mikrotik bagus, maka perangkat akan mengeluarkan sebuah bunyi
beeper.
2. Mode AP-Bridge
Mode ini biasanya juga disebut sebagai PTMP (Point To Multi Point). Artinya jika perangkat wireless mikrotik RouterBoard
menjalankan mode konfigurasi ini, maka perangkat tersebut akan menjadi access point dan dapat melayani banyak client. Untuk menjalankan mode ini
mikrotik Router harus memiliki minimal lisensi level 4.
3. Mode Bridge
Mode bridge
ini merupakan kebalikan dari mode AP-Bridge.
Mode ini biasanya disebut dengan PTP (Point To Point), artinya perangkat wireless mikrotik RouterBoard yang menjalankan mode ini akan menjadi access point, akan tetapi hanya bisa melayani satu client saja.
4. Mode Nstreme Dual Slave
Pada dasarnya mekanisme kerja pada interface wireless adalah half duplex. Half Duplex adalah sebuah komunikasi dua arah secara bergantian
atau tidak dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi dengan menggunakan mode ini,
kita dapat mengaktifkan mekanisme kerja full
duplex. Mekanisme kerja full duplex memungkinkan
komunikasi antar kedua belah pihak dapat saling berbagi informasi dan berkomunikasi
secara interaktif dan dalam waktu yang bersamaan. Namun untuk menggunakan mode
ini anda harus memiliki dua wireless card dan dua antena pada masing-masing
perangkat Router mikrotik.
5. Mode Station
Wireless dengan mode
station ini digunakan sebagai wireless client pada topologi PTP (Point To Point) atau PTMP (Point To Multi Point). Wireless mode station hanya bisa
digunakan untuk membentuk network
yang sifatnya routing, sehingga mode
ini merupakan salah satu mode yang efektif dan efisien jika pada sisi wireless client/station tidak dibutuhkan
bridging.
6. Mode Station-Bridge
Mode station-bridge
merupakan mode pada interface wireless
yang berfungsi sebagai client dan support untuk bridge
network, perlu di ketahui bahwa untuk mode ini hanya bisa digunakan apabila
perangkat access point-nya Mikrotik
juga.
7. Mode Station-Psudobridge
Mode station-psudobridge merupakan pengembangan dari mode station. Mode ini juga menjadikan wireless sebagai client,
perbedaannya adalah pada mode station-psudobridge
ini men- support untuk membuat network yang sifatnya bridge network. Di dalam penggunaan mode
ini terdapat konsekuensi yang mana untuk bridging
pada L2 tidak bisa dilakukan secara penuh, dalam artian mac-address sebuah perangkat yang berada di bawah perangkat wireless (PC end user) tidak terbaca pada sisi access point.
8. Mode Station-Psudobridge-Clone
Mode station-pseudobridge-clone hampir sama dengan mode station-psudobridge, yang membedakan adalah di dalam mode ini
bisa melakukan cloning mac-address. Umumnya
pada sebuah link wireless, yang
terbaca pada sisi access point adalah mac-address dari interface
wireless client. Tetapi jika menggunakan mode station-psudobridge-clone yang terbaca adalah mac-address dari perangkat yang
terhubung ke station (end user). Secara default yang terbaca adalah mac-address
pada frame header yang pertama di
teruskan, atau bisa ditentukan pada "station-bridge-clone-mac".
9. Mode Station-WDS
Mode station-WDS
berfungsi sebagai client dari sebuah access point yang mengaktifkan protokol WDS. Kekurangan protokol WDS adalah penurunan throughput wireless hingga 50%, perlu diketahui bahwa antara vendor yang satu
dengan vendor yang lain jika menggunakan mode
station-WDS belum tentu kompatibel.
10. Mode WDS-Slave
Mode WDS-slave ini berfungsi sebagai access point sekaligus sebagai penerima atau disebut juga dengan repeater. Mode ini merupakan salah satu
solusi apabila ingin membangun sebuah repeater
tetapi perangkat yang dimiliki hanya menggunakan 1 wireless card.
0 komentar:
Posting Komentar